Senin, 28 April 2014

Kabut Pagi Dan Perempuan Peramu Kata



1
Rindu tak pernah seabstrak kabut senja
Jatuh perlahan hingga ujung kaki kita kedinginan
Basah, senyap, dan meniadakan
Habis, rindu habis hari ini, katamu.

2
Aku hanya peramu kata
Yang tak pernah mampu mengelak rindu untukmu
Tiada ada musim yang sama untuk rindu
Semua mengatakan kata-kata yang mampu kueja
: Aku merindukanmu

3
Lihat
Baru saja gerimis mampir sebentar di kotaku
Kuharap ada teduh disela waktumu
Kabari aku
Tentang sebentuk awan berwarna pelangi
Atau hujan warna-warni

4
Kapan kita duduk bersisian lagi?
Tak usah jauh-jauh dari jendela kamar kita
Meramu teh atau kopi yang asapnya mengepul
Membias membentuk pahatan nama kita di kaca jendela

5
Kapan kita bergenggaman lagi?
Membunuh diam di antara riuh manusia
Mari bersamaku saja di sini
Biar kubisikkan rindu itu berkali-kali
Hingga lelap membuatmu tertidur di pangkuanku

6
Kabut pagi yang bagaimana lagi yang belum kita temui?
Kisah ribuan gerimis yang tak pernah sama
Perjalanan dan gelas-gelas teh yang habis hingga ke dasarnya
Rindu selalu sama : untukmu


Penghujung April, di kota yang basah.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar