Senin, 03 Februari 2014

Teruntuk Bung Fiersa

Bandung, Maret 2012, Acara Amal 

Selamat pagi, musisi! Sudah berbagi inspirasi-kah pagi ini?

Kota kita sedang Februari dan sepertinya ketika kamu bangun tidur, harum petrichor kesukaanmu menyeruak masuk menusuk-nusuk cuping hidungmu. Apa kabar juga hatimu? Masih-kah gadis pemberi kenangan itu tinggal di hatimu?

Pertemuan bisa hadir kapan saja, dengan siapa saja. Aku tak pernah menyangka semesta begitu baik hati mempertemukan kita hanya lewat dunia maya, pada awalnya. Tapi tidak pernah ada kebetulan di dunia ini bukan?

Aku menemukan karyamu dan mengagumi karyamu.  Sepertinya aku beruntung, bisa mengenalmu secara langsung. Yeah!

Bandung, Maret 2012. Sore itu hujan dan kamu bilang sepertinya akan telat karena motor 'klasik'mu mogok. Kita bersepakat bertemu di sebuah kedai kopi. Kamu datang sedikit tergopoh dengan air hujan yang menempel di jaket jeansmu dan juga di rambutmu yang sedikit 'gondrong'. Aku masih berkostum seragam hari Rabu, sedikit formal.

Hari itu aku mengenalkanmu dengan "teh sereh". Kamu bukan tidak suka kopi, tapi lambungmu sudah tidak kuat jika dikunjungi kopi. Aku tahu sedang berhadapan dengan siapa, orang yang cerdas dan berpengetahuan luas. Kita berbincang ke mana-mana, pun tentang dunia  fotografi yang sama-sama kita minati. Sore itu pun kamu mengatakan salah satu mimpimu, ingin berkeliling Indonesia, suatu hari nanti. Singkat cerita, setelah pertemuan itu kita menjadi sahabat, teman bercakap-cakap dan berdiskusi. Sedikit banyak aku terinspirasi dan mendapat banyak ilmu darimu, musisi. Terimakasih!

Musisi, ada terimakasih khusus yang ingin aku sampaikan. Setelah dulu aku berterimakasih karena aku belajar bahwa ada begitu banyak orang hebat di dunia ini, begitu luas semesta sehingga kita tidak perlu bersedih untuk hal-hal yang tidak perlu dan tidak perlu bersedih hanya karena ada orang yang tak menghargai 'keberadaan' kita. Aku belajar dari karya-karya-mu, dan aku mendapat banyak sahabat baru, dengan segala kebaikan dan kehebatannya.

Sekarang, aku ingin berterimakasih, kamu telah begitu hebat menciptakan lagu 'Edelweis'. Selalu ada senyum setiap kali aku mendengar lagu itu. Karena aku pejalan dan menyukai setiap perjalanan, lagu itu adalah lagu perjalananku, bersamanya, bersama teman perjalananku. Terimakasih untuk lagu yang sangat menginspirasi.


Tenggelam memburai mimpi
Sinarnya yang hampir padam
Terpapah dan tanpa arah
Biarkan harapan musnah

Hari membersit makna
Tangisan yang tak terlihat
Menuntun jejak yang rapuh
Tinggalkan perih tersisih

Bagaimana bila kuterjatuh
Tak kan kulepaskan genggamanku
Bagaimana bila hatiku hancur
Tak kubiarkan itu terjadi

Dunia tak kan selamanya memalingkan wajah
Bawa aku pergi bersamamu tuk melihat  gunung tertinggi, laut terdalam, langit terindah
Dan berjanjilah
Kau dan aku tak kan terpisah

(Lirik lagu Edelweis - Fiersa Besari)

Musisi, teruslah berkarya. Seperti menulis, berkarya itu membuatmu ada dan terus hidup. Salam 11 : 11




Tabik.

Sahabatmu,
Cappucinored




Tidak ada komentar:

Posting Komentar