Senin, 22 April 2013
jejak hujan
Pada hujan ia menitipkan pesan.
Agar tanah tak marah jejak-jejak padanya terhapus tanpa pemberitahuan.
Ia bosan.
Mengapa manusia selalu membicarakan kenangan?
Gerimis tengah hari.
Langkah tergesa menuntun pada sudut kota yang semakin tua.
Pupus.
Mata-mata itu lelah.
Tatapannya sama. Masih orang yang sama.
Hujan,
Cepatlah datang!
Jangan lupa membawa pelangi yang warna-warni.
Manusia sudah terlalu lama melihat abu-abu.
Tak usah beramai-ramai,
cukup gerimis sederhana,
Kenangan memang tak akan pergi,
Tapi hati,
Selalu mempunyai tempat untuk ditempati.
Teruntuk : siapa saja yang sedang beranjak, :)
Langganan:
Posting Komentar (Atom)
perjalanan dari aceh nya kok lom ada mbak??
BalasHapus:)
aku suka puisi ini, entahlah sudah berapa kali saya baca. hmmm >.<
BalasHapusmaaf br bales mbak, iya tulisan ke Aceh belum, rata-rata cat perjalanan saya blm pd beres, makin menumpuk, waktunya sulit, makasih ya udh baca selalu karya saya yg biasa ini ^__^V
BalasHapus