Teruntuk
: F.R.
Aku mencintaimu.
Iya, aku mencintaimu, jika semua yang kurasakan ini harus kubahasakan lewat kata. Walau jujur, aku masih ragu untuk melafalkan definisi tentang cinta.
Aku mencintaimu.
Entah kapan itu bermula. Yang kutahu, saat mata kita bertemu hampir dua tahun lalu itu, aku tidak merasakan jantungku berdegup kencang seperti cerita-cerita orang yang mengalami jatuh cinta pada pandangan pertama. Aku hanya menatapmu dari kejauhan, saat aku hanya bisa melihat punggungmu saja. Lalu saat kau berbalik arah dan kita saling menatap, aku tidak gugup memandangmu, aku hanya menatap matamu lebih lama saja.
Aku mencintaimu.
Mencintaimu dalam segenap bahasa yang tak mampu aku katakan satu-persatu. Setiap pagi yang kutemui, adalah masing tentang mencintaimu. Entah mengapa, perasaan ini enggap berpindah. Aku berharap semoga ini adalah tentang saling menemukan itu.
Aku mencintaimu.
Tidak. Aku bukan sedang berkisah tentang sesuatu hal yang sempurna. Bukan tentang lelaki yang begitu rupa. Tidak. Kisah ini biasa-biasa saja, sungguh. Hanya tentang aku dan dia yang dipertemukan takdir. Hingga kini.
Aku mencintaimu.
Untuk setiap genggamanmu, untuk setiap adamu. Untuk setiap pengertian yang pasti susah payah kau usahakan untukku. Untuk setiap senyum yang kau berikan pun pada saat aku menyebalkan.
Aku mencintaimu.
Lelaki yang bersusah payah berkenan menjagaku seumur hidup. Lelaki yang menerima segala kurangku. Lelaki yang kuberikan waktu sisaku, senyum sisaku, dan segala peluh yang aku tumpahkan padanya. Sungguh aku tak adil padamu. Aku minta maaf.
Aku mencintaimu.
Tetaplah menjadi yang terhebat untukku. Sungguh aku tak pernah berniat meminta banyak-banyak padamu, karena seperti ini pun aku sudah sangat bahagia. Menatap matamu diam-diam, memperhatikan degupmu saat kau tertidur. Kamu nyata. Selalu ada.
Aku mencintaimu.
Untuk waktu yang lalu, untuk hari ini, dan untuk hari-hari mendatang. Aku akan berusaha, untuk kita.
Aku mencintaimu. Selalu.
Salam.
: W.F.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar