a photo by : M.Fadhil Gooner (usia kandungan : 4weeks kira-kira) |
Keajaiban itu akhirnya saya rasakan. Jujur, sampai sore ini, ketika saya menulis pun, masih seperti mimpi. Bagaimana tidak, saya dan dia melalui hari-hari sebelum ini dengan penuh harap dan doa. Di hari-hari sebelum keajaiban ini tiba, selalu haru ketika setelah sholat saya dengan diam-diam menatap punggungnya, lalu menebak, doa-doanya adalah tentang saya, tentang pengharapan terbesarnya, tentang kita. Terkadang, dalam keadaan dia masih khusyu dalam doanya, saya peluk punggungnya dari belakang. Betapa saya menyayangi dia, yang dalam setiap detiknya selalu memikirkan saya.
Menjadi ibu dari anak-anaknya kelak adalah salah satu impian terindah. Impian itu seakan menjadi nyata, saat kurang lebih akhir Desember, secara tak sengaja saya tes lab, karena ada infeksi yang datang, ternyata saya dinyatakan positif hamil. Kaget tentunya, tak menyangka akan secepat ini. Dokter menyarankan saya bedrest, karena kehamilannya rawan. Setelah sebelumnya, aktivitas saya memang sangat padat. Namun, keajaiban itu tak berlansung lama, Alloh SWT belum mengijinkan kami mengemban amanah itu, satu bulan usia kehamilan, saya mengalami abortus spontan (dengan sendirinya). Blighted ovum terjadi pada saya, atau istilahnya janin di dalam rahim saya tidak berkembang.
Merasa bersalah, karena tak mampu menjaga dan berbagai perasaan tak enak lainnya. Tapi dia tetap memberikan dukungan, tetap berpikir postif. Banyak-banyak berdoa dan yakin. Begitu katanya. Jujur, justru sayalah yang sering merasa pesimis, setiap kali pada saat woman perioed itu ternyata datang. Sedih, kok belum positif ya? Ada saat-saat saya terlambat beberapa hari, dengan penuh harap, saya testpack saja, berharap hasilnya positif, dan beberapa kali saya menelan kecewa. Ternyata belum. Ya, jadi mengalami bagaimana rasanya sebuah penantian itu. Alloh Maha Tahu yang terbaik, kapan waktu itu tiba. Mungkin saya memang belum dirasa siap.
Banyak artikel-artikel yang saya baca dan saya berusaha hidup sehat. Makan makanan yang sehat, salah satu ikhtiar juga mengkonsumsi asam folat atas saran dokter, jika sedang program hamil. Dia adalah salah seorang yang membuat saya tak sedih, karena dia begitu optimis. Suka malu sama diri sendiri, saya yang diam-diam suka pesimis. Mamah juga dengan tak henti berdoa untuk kami. Maka, kuncinya adalah bersabar.
Ketika itu penghujung September 2014. Beberapa hari ke belakang saya merasa ada yang tak beres dengan kondisi badan saya. Sakit perut, ngga enak perut, sering terbangun ketika malam padahal sejak menikah, jadwal begadang saya sudah sangat-sangat jauh berkurang, hanya ketika ada DL saja :D Lalu mendadak nafsu makan saya meningkat, kan aneh. Yang lebih aneh, saya sedikit telat menyadari, bahwa jadwal datang bulan saya terlambat. Biasanya di akhir bulan saya sudah haidh. Curiga, tapi berdasarkan beberapa kali pengalaman testpack yang hasilnya negatif, saya biasa saja. Walaupun berharap sih sebenarnya. Selain itu, ketika saya yoga, saat gerakan mengangkat kaki ke atas, perut saya sakit. Segera saja yoga-nya saya hentikan. Feeling saja sih.
Di hari ketiga saya terlambat haidh, akhirnya saya meluncur ke apotek, membeli testpack. Di rumah ada sih, tapi yang harganya murah. Padahal sih keakuratannya sama saja. Pernah malah, rekan guru bilang begini, "Kalau yang murah aja positif, apalagi yang mahal", begitu katanya.
Saya mengatakan keanehan-keanehan ini padanya. Dia yang sedang menjalani tugas negara, seperti biasa menyampaikan sugesti positifnya. Banyak-banyak berdoa juga, katanya. Sakit perut itu datang lagi, rasanya sama dengan ketika akan haidh, tapi ini kenapa haidhnya belum datang-datang juga?
Pagi itu tanggal 1 Oktober. Setelah niat yang kuat pada malam harinya, akhirnya saya memberanikan diri untuk testpack . Rasanya deg-deg-an, sampai-sampai untuk merobek kemasan testpacknya saja gemetaran. Saya memejamkan mata dan berdoa dalam hati (padahal kan lagi di kamar mandi :D). Saya celupkan alat testnya, saya mau berani melihat apapun yang terjadi. Sedikit demi sedikit cairannya naik, strip satu telah terlewati, dan hati saya terlonjak ketika cairan itu masih naik ke atas dan sedikit demi sedikit ada strip kedua yang bisa dengan jelas terlihat. Selesai. Alhamdulillah, stripnya dua, garisnya dua, artinya positif. Bingung sih, inginnya langsung meluk dia, tapi kan dia lai prajab :( Akhirnya turun tangga, bilang sama mamah, yang sontak disambut ucapan hamdallah darinya, lalu spontan keluar wejangan, "Jangan naik turun tangga...", oh baiklaah :D
Testpack pertama, 1 Oktober 2014 |
Setelah mamah, ingin rasanya menelepon dia, tapi kan lagi di kelas. Ya sudah, kirim pesan whatsapp saja dan kirim foto hasil testpack. Kalimat-kalimat balasannya membuat haru, alhamdulillah, kamu mau jadi ayah, itu kalimat pertama yang saya kirim.
Keesokan harinya, karena ingin yakin, saya testpack lagi (iseng banget ya :D), pun hari ketiga hehehe.. Cukup tiga kali aja sih ya.
Kontrol ke dokter kandungan pertama kami lakukan di Bekasi. Untuk memastikan janin sehat dan berada dalam kantung hamil. Alhamdulillah, dia sehat dan ada. Walaupun masih belum terlalu kelihatan saking kecilnya, tapi dia ada. Subhanallah, ajaib.
Minggu pertama hingga minggu ke enam usia kandungan, saya tidak mengalami morning sickness atau sick-sick jenis lain yang biasa dialami oleh ibu hamil. Pola makan food combining (walau masih abal-abal ya), masih dijalani. Tidak ada mual-mual dan semacamnya. Namun, saat memasuki usia 7 minggu, saya mulai merasa cepat lelah, lemes kadang-kadang, dan tidak suka mencium bau masakan. Eneg, bukan mual banget, hanya eneg dan tak nafsu makan. Jadinya banyak ngemil. Saya tetap konsumsi buah, hanya buah yang ngga bikin eneg.
Sabtu, 1 November 2014 kami berkunjung lagi untuk kontrol. Saya dengan persetujuannya, memilih RSB Emma Poeradiredja. Hari itu, untuk kedua kalinya USG. Subhanallah, lebih kelihatan, walaupun masih imut sekali. Kepalanya sudah kelihatan bentuk, pun badannya. Ajaib, kamu ada di dalam rahim bunda, hidup :*
USG ketika usia kandungan 8W3D, panjangnya 18,6 mm, itu yang kecil dalam rahim ^_^ |
Dapat antrian ke -18 (padahal datang ngga siang yah hehe), tapi ngga masalah, ada yang setia menemani, dan di sana ada banyak anak kecil unyu-unyu :D Ini ketika USG usia kandungannya 8 minggu 3 hari, alhamdulillah sehat. Semoga sehat selalu ya sayang. Hari ini, 10 November usia kandungannya InshaAlloh 9 minggu 4 hari ^_^
Berat badan saya ketika kontrol pertama di Bekasi naik 2,5 kg, tapi kemarin kontrol di Bandung turun satu kilo. Mungkin efek susah makan :(
Jujur, rasanya campur-campur. Bahagia pasti, calon bunda. Rasanya kata itu magis sekali terdengar. Hingga detik ini yang terpikir adalah, bisakah saya menjadi bunda yang baik? Cita-cita sih mau jadi bunda yang keren, dan tetap menjadi istri yang keren juga. Semoga bisa menjadi seperti itu.
Trisemester pertama ini, benar adanya, banyak perubahan yang terjadi. Penyesuaian di dalam tubuh, peningkatan hormon, sulit tidur di malam hari, sering terbangun karena ingin ke toilet, sensitif (gampang terharu lalu nangis *hiy*), hingga ada masa-masa saya mudah badmood dan ngambek sama suami (maaf yah hihi), alhamdulillah suaminya sabar banget (love you more:*). Ngidam? Yang paling kerasa adalah saat tiba-tiba ingin sekali pemotretan. Bukan, bukan saya motret, tapi saya mau jadi modelnya. Terima kasih ya murid saya, A Fadhil, mau motretin ibu guru :XD Tapi, masa-masa narsis itu sudah lewat, sempat ingin sekali ke Baluran, tapi apa daya yah :D Tidak ada ngidam yang parah banget sih, hanya ingin saja. Ingin nonton ini, ingin jalan-jalan, ingin bubur ayam juga pernah :)) Alhamdulillah sih tapi ngga ngoyo mesti diturutin.
Teruntuk suami, alhamdulillah akan ada amanah untuk kita. Doakan sehat selalu ya. Terima kasih untuk doa, dukungan, support, dan ada-mu. Pasti melelahkan, weekday harus prajab atau aktivitas kantor, weekend harus ke Bandung, dan minggu malam sudah harus back to work. Semoga Alloh selalu menjagamu sayang :)
P.S : Ini hadiah tanggal 8 yang terlambat, maaf ya, kamu kan tahu kondisiku :D Jaga kesehatan sayang, we love you :*
Tidak ada komentar:
Posting Komentar