Kamu pikir cinta pada pandangan pertama itu ada? Ah, rasanya
antara ada dan tiada. Terlambat datang. Iya, aku datang terlambat pada
pertemuan kita yang pertama. Bukan karena gugup, bukan karena alasan apa pun.
Aku naik angkot, biasanya naik motor.
Kamu seperti apa dan bagaimana, aku tidak tahu pasti.
Mungkin setelah kita bertemu, aku akan dapat mengira-ngira, “Oh, kayaknya itu kamu..!”
Saat kakiku memasuki kedai kopi tempat kita berjanji untuk
bertemu, suasana ramai dan kursi-kursi terisi penuh. Ada bedah buku seorang traveler di sana. Aku mencari sosokmu.
Hmm.. itu sepertinya kamu, tengah membantu panitia membetulkan in-focus untuk
keperluan acara. Ada satu meja kosong, sepertinya itu tempatmu. Tepat ketika
aku akan duduk, kamu berbalik. Kita bertatapan cukup lama, lalu saling melempar
senyuman. Apakah saat itu aku jatuh cinta padamu? Honestly, tidak. Entah kamu.
Secangkir kopi dan sepiring kentang goreng. Kamu yang mentraktir
kala itu. Pertemuan dan percakapan sore di kotaku, di awal Januari. Setelahnya,
ternyata ada percakapan dan perjalanan-perjalanan selanjutnya yang kita lalui
bersama. Sepertinya, kisah kita tidak masuk kategori cinta pada pandangan
pertama. Perjalanan-perjalanan yang membuat kita saling jatuh cinta. Tak
terasa, Desember ini kita akan merayakan hari jadi pernikahan yang pertama. Happy anniversary, dear!
____
*194 kata, tidak termasuk judul dan catatan kaki
*Tulisan ini diikutsertakan dalam T & C #DiBalikSecangkirKopi
* Twitter : @cappucinored , Facebook : Windri Fitria
Duh jadi pengen nih :) dimana itu ?
BalasHapuswww.fkrimaulana.blogpsot.com
kedai kopi mata angin di Bandung, hanya sdh tutup sekarang :)
BalasHapusKopinya menggoda euy
BalasHapusiya nih emang enak... kedai macm gini ada di daerah Sukabumi :)
BalasHapusiya nih emang enak... kedai macm gini ada di daerah Sukabumi :)
BalasHapus