Senin, 08 Desember 2014

Memoar Sederhana

Bahkan dalam kabut pun, aku bisa melihatmu dengan jelas. Kamu nyata, bukan bayang-bayang. Yang menuntunku perlahan, menyertai mimpi dan bahagia. Tak ada lagi samar. (VAGUE)




Hadiah sketch darimu, waktu masih berteman :)


Mungkin, perjalanan kita hingga sampai ke titik ini tak pernah juga kamu bayangkan sebelumnya. Semesta selalu mempunyai rahasianya sendiri, dan diam-diam menuntun kita untuk saling bertemu. Semesta tak pernah mengajari kita untuk membohongi perasaan dan rindu yang juga diam-diam hadir tanpa kita sadari.

Lucu memang, awal perkenalan dan kisah-kisah yang menjadi kenangan di tahun-tahun ke belakang selalu berhasil memgundang senyum dan perasaan yang menghangat. Tertakdir untuk satu sama lain, itulah jawabannya.

Kamu masih ingat awal perkenalan kita yang sangat klise itu? Semua gara-gara foto Mahameru milikmu. Semua gara-gara kita adalah teman dari seorang 'teteh' pemilik kedai kopi di Bandung. Semua gara-gara acara bedah buku seorang traveler di kedai kopi itu. Iya, pertemuan pertama yang singkat. Selanjutnya kita hanya berteman. Berteman baik.  Kamu yang pertama berkunjung ke kotaku.

Kunjungan balasanku ke kotamu terjadi beberapa bulan setelahnya. Kamu begitu baik, menjemput, menjadi guide, mengantar, hingga aku mau pulang pun kamu masih datang ke tempat travel. Dan kamu masih ingat kan? Moment makan es krim di sore hari, itu lucu.

Satu hal yang aku tahu, kamu baik sekali.

Perjalanan pertama kita, adalah perjalanan yang tak disengaja. Hasil obrolan iseng. Perjalanan Dieng, Magelang, dan Yogya. Kita masih berteman saat itu. Banyak cerita dan kenangan yang tentu masih kita ingat dengan jelas. Hujan, suhu yang dingin (masih menyesal ya, membatalkan ngojek untuk naik ke puncak, nanti kita ke sana lagi ya), tidur saat nonton teater Dieng, berbincang dan bertemu dengan anak gimbal, nikmatnya jamur crispy, diberi tumpangan tidur oleh Bu Rina di Magelang, dan singgah di Yogyakarta. Satu hal lagi yang selalu kita debatkan, moment pagi di kereta Kahuripan, sampai sekarang kita pasti akan berdebat soal itu.

Cinta memang aneh. Terkadang, sesuatu yang berbeda yang kita rasakan di dalam hati itu kita abaikan. Mungkin kita tidak yakin atau mungkin cinta selalu menemukan jalannya sendiri. Jujur, kapan kamu mulai jatuh cinta padaku?

Bagiku, kamu tak pernah menjadi bayang-bayang. Tak pernah menawarkan ragu atau sesuatu yang samar. Kamu tak banyak berkata memang, tapi di dekatmu aku selalu merasa aman dan nyaman. Aku selalu merasa menjadi perempuan yang sangat spesial. 

Kamu mungkin lupa, moment ini. Tapi, moment ketika kita turun dari Rinjani dan beristirahat di basecamp Selong, selalu aku ingat. Kamu tidur terlebih dahulu, sedang aku masih mengepak dan berbincang dengan bumil yang ikut pendakian. Aku tidak bisa tidur, dan masih mencari lapak yang aman. Hampir subuh ketika itu, aku sudah tidur tapi sedikit terjaga karena kedinginan, dan kamu menyelimutiku dengan jaket kamu yang tebal. Kamu tahu, aku tersentuh sekali, kamu begitu baik dan menjagaku.

Di tahun yang sama, kamu berbincang dengan orang tuaku, bahwa kamu memang berniat serius. Bahwa hubungan kita memang niatnya untuk menikah. Aku tak pernah tahu begitu banyak hal yang kamu persiapkan. Yang aku tahu, kamu seorang yang sangat mandiri dan tidak merepotkan orang-orang di sekelilingmu. Seseorang yang menjamin bahwa bersamamu, hidup akan selalu baik-baik saja.

Seseorang yang benar-benar mencintaimu akan selalu memperjuangkanmu dan menjadikanmu prioritas dalam hidupnya. 

Menikah denganmu benar-benar membuat hidupku utuh. Aku yang sangat jauh dari sempurna ini, bahagia bersamamu. Aku heran ya, kamu tidak pernah marah dari awal kita bertemu sampai sekarang. Berbeda denganku yang meledak-ledak dan gampang ngambek. Kamu tidak.

Yang mencintaimu akan selalu berjanji membuatmu bahagia dan membuktikan kata-katanya. Kamu akan selalu menjadi orang yang selalu ia pikirkan. Sehatnya, sakitnya, sepanjang hidup. 

365 hari mungkin perjalanan yang baru sebentar. Masih akan ada hari-hari ke depan yang akan kita lalui. Mungkin nanti aku akan lebih merepotkanmu, aku minta maaf. Aku akan berusaha menjadi yang lebih baik untukmu, untuk kita, untuk seseorang yang sekarang ada dalam rahimku.

Terima kasih untuk selalu menjadi yang terbaik. Menjadi imam, sahabat, kakak, partner, dan menjadi apapun yang baik untukku. Semoga kita tetap menjadi teman perjalanan yang menyenangkan untuk satu sama lain. Happy anniversary, my husband... As you know, i love you more :*



are you remember this? :D


Mulai temenan 6 Desember 2011, Desember memang bulan yang istimewa buat kita , eh kamu loh yang add duluan :))



Duaar, hahaha :D



di KKMA tempat lama, with teh Uta, kita itu habis nonton apa ya hadeuuh lupa *cek tiket-tiket lama* :XD


kenangan :)


Love :)


Bersamamu, hidup akan selalu baik-baik saja :)


Kiriman bunga darinya di tanggal 8, kejutaaan, makasiih sayang :*



always be my travelmate :)



P.S : Je te aime :*




4 komentar: