sumber |
Mungkin, aku tersesat pada cinta yang kau tawarkan. Mataku
buta, hanya mampu melihat benderang di matamu. Bagai sebuah kunci, kau dekap
rapat-rapat hatiku. Kunci itu kau bawa. Kau berjalan, berlari, terbang, sesukamu,
hingga napasku terengah-engah. Kunci itu kau lempar dalam-dalam ke tempat
gelap, hingga aku tak sanggup mengais pada pekat.
Aku tertawan. Hingga kini. Tapi, aku mencintaimu, tanpa pretensi. Silakan dicek. Aku
terjebak dengan sukarela dan bahagia. Aku sudah tak bisa ke mana-mana lagi.
Mendambamu. Terserah orang mau bilang apa.
***
“Kamu mengagumkan sayang, begitu indah.”
Perempuan di sebelahku tersenyum manis sekali. Aku ingin menciumnya
saat itu juga.
“Ehm..Ehm..., sudah siap? Bagaimana, mau langsung saja atau
latihan dulu mengucapkannya?” Pak penghulu membuyarkan hasratku.
“Langsung saja!”
Aku tersenyum semringah. Calon mempelai jin di sampingku,
jauh lebih cantik dari calonku yang kabur.
____
*130 kata, tanpa judul dan catatan kaki, untuk Monday Flash Fiction #68 : Judul Lagu
eeeee ... bagus kok :D
BalasHapusFF mah makin pendek makin bagus :D
Ayooo, bikin lagi :)))
makasiih udh mau baca udh bahagiaa bangeeeet :* iyaa bikin yg kedua siaaap #muah
BalasHapusKereen teh.
BalasHapusterima kasih Meutiashafira, salam kenal :*
BalasHapusPernah denger sih ttg pernikahan antar alam, maksudnya manusia dan jin hehe. Ini maksudnya begitu kan ya? :)
BalasHapusmbak Helda, iya heehe.. begitu kira-kira, mksh sdh mau baca :)
BalasHapusEmm, walinya si jin wanita siapa ya? #Salahfokus #abaikansaja :D
BalasHapusBagus, Mbak.... ^^
mbak @chiemayindah hihi kayaknya g ada walinya :XD aduh terima kasih banyak sudah mau baca :*
BalasHapus