Selasa, 12 November 2013

Edelweis

Foto : Fajar Ramadhan



Hujan menderas sepanjang perjalanan, hatiku kebas. Lampu-lampu penerang mulai menyala, pertanda hari semakin senja.  Kubiarkan butiran bening menjalari pipiku. Hatiku tak tenang. Hanya jika kumampu, rasanya ingin segera berada di dekatmu, sekarang, tanpa jeda.

Kini, yang kurasakan adalah rasa sesal yang penuh. 

" Bagaimana pekerjaanmu? Sibuk sekali ya? " , ujarmu di ujung telepon.

Ada nada tak biasa yang langsung kutangkap dari suaramu. Khawatir. 
Di sinilah aku, di bus eksekutif paling cepat yang bisa kutumpangi. Membelah jarak. Maafkan aku yang egois. Jelas-jelas aku yang kau butuhkan, bukan obat-obat itu. Aku segera pulang, memelukmu, Edelweisku, bayiku yang kutinggalkan demi sebuah pekerjaan.


Dikutsertakan dalam #FF100Kata


Tidak ada komentar:

Posting Komentar