![]() |
senja di Yogyakarta :) |
Akhirnya
kita bertemu kembali. Sejenak tadi aku
sudah mengira hadirmu. Senyum lembutmu tertiup angin hingga ke ujung hidungku.
Kamu masih seperti dulu rupanya. Sederhana, namun indah.
Aku
biarkan dirimu, aku hanya ingin melihatmu dari kejauhan. Belum, dia belum akan
datang, ini belum waktunya. Nikmati saja
waktumu sejenak, dan aku akan setia menunggu.
Kuarahkan
lensaku menujumu. Senyummu terekam jelas bersama riak angin yang menerbangkan
ujung rambutmu. Kamu cantik! Dan lihat, jingga itu akan segera datang!
Perlahan, sedikit demi sedikit.
Kamu
selalu suka senja. Ya, bagimu senja adalah waktu ketika Tuhan menurunkan
berjuta cinta ke bumi. Kamu selalu suka pantai. Bagimu pantai adalah kanvas
luas yang dapat menampung seluruh resahmu.
Saat
senja, kamu bilang, kamu jatuh cinta. Ketika mentari berpamitan pada bumi, dan
berjanji akan datang lagi esok hari.
Lalu kamu duduk di tepian pantai yang tenang, melesakkan jemari kakimu
lebih dalam pada lembutnya pasir putih nan cantik. Nafasmu tenang, matamu tak lepas
memandang langit yang beraneka warna. Ada jingga di sana, warna kesukaanmu.
Merona, bercampur merah dan ungu yang tak terlalu pekat.
Gradasinya
terlalu mempesona, membias di sudut matamu. Pantulannya membius, membentuk
refleksi di horizon.
Saat
senja, kamu bilang, kamu rindu. Rindu pada siluet tentangnya. Seseorang yang
selalu kamu sebut-sebut namanya saat kita berbincang. Kamu selalu rindu senja,
karena senja yang menjemput beribu bintang-bintang. Matamu berbinar seindah
senja ketika kita berdua duduk menikmati senja bulan lalu. Di sini, di tempat
kesukaanmu, kesukaannya, katamu.
Kita
sering menjemput senja. Menunggu matahari yang hendak berisitirahat ke
peraduannya. Aku dengan kameraku, kamu dengan kanvasmu. Pernah suatu ketika,
senja tak terlalu ramah pada kita. Pantai tak terlalu ramai ketika itu, awan
hitam menipis di kejauhan. “ Sepertinya akan hujan ”, katamu. Aku hanya
tersenyum.
Benar
saja. Gerimis datang tanpa permisi. Turun satu-persatu membasahi pasir-pasir
putih di pinggir pantai. Mentari pergi secepat senyum yang menghilang dari
wajahmu. Ya, kita berkebalikan. Kamu, penyuka senja dan pantai. Aku, penyuka
hujan dan pegunungan.
Aku
bergegas menarik lenganmu, menyelamatkan sang penyuka senja dari hal yang tidak
disukainya. Kita berdua berlarian di tepi pantai. Andai ini adalah bagian dari
adegan sebuah film, aku akan menjadi
aktor yang paling beruntung karena menjadi penyelamatmu.
Ajaib,
sungguh ajaib. Gerimis yang meriuh deras itu tak berlangsung lama. Ah, andai
waktu dapat kuhentikan sebentar saja, agar aku bisa lebih lama menikmati
senyummu. Begitu bahagianya kamu, ketika matahari muncul kembali, membawa
jinggamu kembali. Oh, ternyata tak hanya jingga kali ini, pelangi pun ingin
melihatmu tersenyum. Jingga, pantai dan senyummu. Sungguh senja yang sempurna.
:)
sukses terus teh :)
BalasHapussuka bagian ini > Kamu selalu rindu senja, karena senja yang menjemput beribu bintang-bintang.
ditunggu ya releasenya. aku mau pesen satu ^^
paling suka sama quote ini teh...
BalasHapus"Ya, bagimu senja adalah waktu ketika Tuhan menurunkan berjuta cinta ke bumi."
=D
@Reiny wow.. big thanks adek, untuk apresiasinya, pesen..? wah..makasih yah ^__^V kata2 ini ada diadaptasi dr foto-narasi sunset di rinjani :)
BalasHapus@helianthus linn makasih yah.. padahal setiap detik adalah cintaNya :))
romantis :)
BalasHapussuka --> “ Sepertinya akan hujan ”, katamu. Aku hanya tersenyum.
@reiny :))
BalasHapus@Kiki : iya? romantis ya? ehehe.. :D
sukaaa.. dan aku suka sekali senja, pantai ombak dan kawan2nya hehe..
BalasHapus*kabarnya sudah ke penerbit ya? kabarin kalo udah cetak ya neng. pokoknya aku mau :D
wah.mksh teh Ne, duh malu dikomen sm penulis :)
BalasHapusgini teh, naskahnya ditawarin ke penerbit Elex, doakan y smg di ACC, klo pun tdk ttp akn sy terbitin independent, hehe :))